Informasi Dasar
Sinopsis Singkat:
Kisah ini menceritakan anak kecil bernama Delisa berusia 6 tahun. Ia ingin sekali menghafal bacaan shalat, disamping untuk ujian sekolahnya ia juga akan mendapatkan kalung emas dari Ummi. Namun saat Delisa ingin membaca bacaan sholat itu, peristiwa tsunami datang dan memisahkan Delisa dengan keluarganya.
Sinopsis Lengkap:
Kisah yang menceritakan tentang anak kecil berusia 6 tahun yang tinggal bersama ibunya yg ia panggil Ummi serta ketiga kakaknya, Cut Fatimah (15 tahun) dan si kembar Cut Aisyah dan Cut Zahra (12 tahun). Ayah mereka Abi Usman bekerja di Kapal Tanker dan pulang setiap 3 bulan sekali. Ia adalah anak kecil yang cerdas, lincah, banyak tanya dan menggemaskan orang-orang di sekitarnya.
Delisa berusaha keras menghafal bacaan shalat, bukan hanya ujian hafalan oleh Bu Nur minggu depan. Tapi juga karena iming-iming hadiah kalung emas dari Ummi-nya. Sama seperti kakaknya Fatimah. Sama seperti kedua kakak kembarnya. Aisyah dan Zahra waktu mereka kecil.
Namun ketika pagi 26 Desember 2004 itu. Delisa sedang maju di muka kelas. Ujian hafalan shalat yang dinanti-nanti. Ummi menunggu di luar kelas. Tadi sebelum berangkat, ketiga kakaknya tersenyum-senyum mengantar kepergian adik dan Umminya. Delisa akan khusuk. Tiba di penghujung kalimat itu. Bagai dipukul tenaga raksasa. Air yang tersedot ke dalam rekahan tanah tadi kembali mendesak keluar. Mendesis mengerikan. Bergemuruh menakutkan. Ujung air menghantam tembok sekolah. Ibu guru Nur berteriak panik. Tubuh Delisa terpelanting. Gelombang tsunami sempurna sudah membungkusnya. Delisa mengap-mengap.
Enam hari kemudian, Prajurit Smith dari Militer Amerika Serikat-lah yang menemukan Delisa tersangkut semak belukar berbunga putih empat kilometer dari sekolahnya. Dengan seluruh tubuh penuh luka, kaki koyak bernanah, kelaparan, kepanasan, kedinginan, Delisa setengah tidak sadarkan diri. Segera ia diterbangkan dengan helikopter super puma menuju Kapal Induk John F.Kennedy.
Tak ada yang menemani. Hanya Delisa seorang. Ia tak tahu bahwa ummi-nya hilang entah kemana. Kedua kakak kembarnya ditemukan mati berpelukan. Kakak tertuanya dikubur tiga hari setelah bencana. Rumahnya rata dengan tanah. Lapangan bola tempat ia biasa bermain rata. Sekolahnya hanya tinggal pondasi tiang bendera. Abi-nya masih nun jauh di tengah lautan Kanada. Ia benar-benar sendirian. Dan yang lebih mengerikan lagi, ia tak tahu bahwa ketika ia sadar nanti. Ia benar-benar lupa bacaan shalatnya.
Negara & Tanggal Rilis:
Indonesia, 22 Desember 2011
Klasifikasi:
13+
Bahasa:
Bahasa Indonesia
Warna:
Berwarna
Status:
Selesai / Rilis