2018-04-05
Filmblog, Film Indonesia
Selamat datang di Halaman Blog IdFilmCenter,
Akan ada dua kontributor untuk halaman blog dari website
IdFilmCenter. Kasifa yang bertugas untuk meliput jumpa pers dan premier film
Indonesia terbaru. Dan saya, Orlow Seunke, yang akan menulis seputar topik
tentang film Indonesia.
Di halaman blog ini anda dapat memberikan komentar. Namun, kami
akan menghapus komentar negatif yang ditujukan kepada pribadi seseorang.
Komentar hanya ditujukan kepada isi dari blog, yang sebagian besar berisi
tentang film Indonesia. Boleh memberikan komentar apapun tentang film
Indonesia, positif atau negatif, karena film merupakan produk dan produk dapat
dinilai atau di kritik.
Menurut saya pribadi, siapapun yang membuat film adalah orang yang
berani. Siapa saja yang berani merilis filmnya ke ranah publik malah lebih
berani lagi. Akan tetapi, pada saat pembuat film berani merilis karyanya ke
ranah publik, orang lain berhak menilai film tersebut.
Ketika memberikan penilaian atau komentar terhadap sebuah film,
saya mempunyai tolak ukur:
1. Pertama, saya
ingin melihat orisinil ide dari cerita dan dramatisasi dari cerita tersebut.
Kutipan dari
Robert McKee: “Writing is about conflict. If you want to create an intriguing
Character, you want to create an inner conflict at your character's core. That
means, creating a conflict in what a character wants or the approach he/she
will take getting it…". Atau kata lain kami ingin drama. Drama adalah
‘someone who wants something badly but is having a hard time getting it’. Jika
ada unsur drama, kita juga bisa menjawab pertanyaan: Apa yang dipertaruhkan?
Apa hambatan yang menghalangi tokoh utama untuk mendapat apa yang
diinginkannya? Apa yang membuat kita merasa empati atau bersimpati kepadanya?
2. Poin kedua, dan
itu merupakan hal subjektif, film harus menghibur atau mengharukan.
Untuk menghibur
penonton, artinya menonton film harus menyenangkan dan oleh karena itu pembuat
film harus menciptakan karakter yang menarik
dan memiliki koneksi dengan penonton sehingga penonton menikmati waktu
yang menyenangkan selama satu setengah jam. Robert McKee: "Far too many
stories fail because they are based on a clever concept but feature paper-thin
characters who lack any sort of dimension. One of the best methods for creating
a powerful story that audiences will empathize with is to begin with a juicy
character."
3. Poin ketiga
adalah Kredibilitas.
Karakter
dan cerita harus 100 persen masuk akal (dapat dipercaya), jika tidak akan
menganggu ‘perjalanan-mimpi’ satu setengah jam dari penonton. (Pirandello:
“Make believe is truth”).
4. Hanya jika kondisi dasar yang telah disebutkan diatas terpenuhi.
(Content dan masuk akal), saya akan melihat gaya bagaimana penyampaian cerita
kepada penonton. Scorsese: “With a film it is not about the story itself, but
about how to tell your story. The
angle you chose, thát determines if the story comes across”.
Terlihat sederhana untuk membuat sebuah film dari 4 elemen
diatas, tetapi dalam kenyataannya sangat sulit menggabungkan ke 4 elemen
tersebut.
Bagi saya, film yang bagus adalah tentang orang dan perasaan
mereka.
Bagi saya, film yang bagus harus mendapat pengakuan. Kita harus
merasakan empati atau bersimpati kepada karakter dan mengakui perasaan mereka. Tsjechov
wrote: “Writing is the science of the soul. Researchers can analyze the facts.
Writers must make you feel them.”
Penulis : Orlow Seunke