Informasi Dasar
Tempat / Tanggal Lahir : Banda Neira, Kepulauan Maluku, 17 November 1927
Tempat / Tanggal Meninggal : Jakarta, 2 November 2010
Biografi Singkat:
Des Alwi adalah tokoh pelaku sejarah kemerdekaan Republik Indonesia. Ia menyimpan banyak dokumentasi sejarah bangsa baik berupa naskah, film termasuk dokumentasi tentang Bung Hatta, perjuangan arek-arek Surabaya (10 November 1945) yang saat itu beliau berumur 19 tahun. Koleksi beliau banyak yang tidak di punyai oleh negara, beliau juga sering keliling dunia untuk mengumpulkan data sejarah.
Biografi Lengkap:
Des Alwi adalah seorang anak pantai sewaktu kecilnya. Secara tidak sengaja ia kemudian melihat kedatangan Moh. Hatta (34 tahun) dan Sutan Sjahrir (26 tahun) ke Banda. Pergaulannya dengan orang buangan berlangsung dengan baik. Moh. Hatta & Sutan Sjahrir yang baru dipindahkan dari Digul, Papua, rajin bergaul dengan Des termasuk mengajarinya bahasa Inggris, Jerman & sedikit Perancis.
Selama 6 tahun pergaulan ini berlangsung, akhirnya mereka sepakat untuk membawa Des ke Jawa pada umur 18 tahun. Pada umur yang muda ini, Des melakukan banyak aktifitas penting dalam organisasi masa revolusi. Termasuk memimpin sebuah pasukan.
Sebagai seorang yang berbakat dalam berkomunikasi, Des aktif di RRI dan media-media masa lain yang berhasrat memerdekakan Indonesia dari jajahan Belanda, Jepang dan Sekutu. Des juga aktif sekali membuat rekaman film semua kejadian revolusioner. Tidak hanya berkeahlian mengambil film tapi Des juga mengenal dekat gerak sejarah juga pelakunya. Ia juga memahami proses lahir berkembangnya idealisme penguasa yang ada di Indonesia saat itu. Ini yang mungkin membuat film-filmnya sangat penting dan mahal. Keahliannya bergaul dengan segala macam orang membuat kegiatan dokumentasinya menjadi sangat unggul. Begitu banyak orang yang berpengaruh menjadi bagian dari film dokumenternya dan bahkan menjadi teman baiknya.
Pria berdarah Arab ini juga mengaku sering didatangi orang-orang yang sengaja menjual film-film dokumenter tempo dulu. Proses dokumentasi ini dilakukannya bertahun-tahun. Lalu diedit, dirawat, dirangkai jadi sebuah cerita yang utuh.
Menyaksikan film dokumenter koleksi Des Alwi sungguh mengasyikan. Sejarah menjadi benar-benar hidup. Bukan cerita-cerita masa lalu yang kaku dan mati. Kita menjadi tahu kehidupan orang-orang pada era 1930an.