"Terinspirasi dari kisah para penderita TORCH (Toxo, Rubella, CMV, Herpes)" Wimala Prasetia (Mala, 24 tahun) seorang lulusan master luar negeri yang cerdas dan nyaris sempurna sebagai seorang prempuan. Ia baru pulang dari London, dan sementara tinggal bersama keluarga kecil kakak kandungnya, Aditya Bima (Bima, 30 tahun) dan istrinya Paramita Andira (Mita, 28 tahun) di Yogyakarta. Mala akan menikah 1 bulan lagi dengan seorang teman yang dia temui di Inggris, bernama Abimanyu Pramana (Pram, 26 tahun). Pram dan Mala penerima beasiswa Erasmus Mundus, mereka pergi dan pulang dalam batch yang sama, meskipun kuliah di Universitas yang berbeda. Kedekatan Mala dan Pram mulai terbangun saat mereka aktif dalam kegiatan keluarga penerima beasiswa. Mala belakangan sering mengeluh pada Kakak iparnya yang seorang dokter, bahwa ia sering sakit kepala secara mendadak. Kakaknya menyarankan untuk tes TORCH (Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simplex Virus). Hasil tes inilah yang menjadi awal mulanya terjadi konflik batin dalam diri Mala. Ketika ia tahu bahwa ia positif terinfeksi dan memiliki risiko mandul serta melahirkan anak dengan cacat bawaan. Rasa takut yang berlebihan membuat Mala memaksa Kak Mita untuk membatalkan pernikahannya dengan Pram. Karena ia yakin, setelah keluarga Pram mengetahui kondisi yang sebenarnya, mereka akan membatalkan pernikahan secara sepihak. Akankan pernikahan Mala dan Pram tetap terwujud? Lalu, bagaimana cara Mala mengatasi rasa depresinya yang makin menjadi-jadi?