Dokumenter yang dirilis 4 desember 2015 ini memberikan gambaran antara kelaparan dan tradisi, karena hampir saban tahun pada penghujung tahun ketika memasuki bulan oktober sejumlah warga di sejumlah desa di pelosok Sumba Timur pergi ke hutan untuk mencari ubi gadung atau ui dalam bahasa setempat yang beracun guna dikonsumsi. Ini sebagai upaya terakhir ketika sumber pangan atau makanan lain untuk bertahan di saat kemarau panjang tak ada lagi. Namun sebagian kalangan malah mengangap hal ini lazim dan dianggap sebagai tradisi atau budaya setempat. Selain itu tentang pentingnya bertani tanpa tambang yang tetap menjaga keanekargaman hayati dan tidak merusak ekosistem terutama air serta bagimana seharusnya cara bertani yang baik dan sehat tanpa harus melibatkan industry besar. Ini sebgai upaya mengembalikan kearifal lokal yang dari dulu sudah dikenalkan nenek moyang kita bangsa Indonesia yang tak mengenai industry dalam bertani seperti memproduksi pupuk kimia yang justeru merusak tanah dan menurunkan produktivitas pertanian.