Informasi Dasar
Juga dikenal sebagai Tizar Purba
Tempat / Tanggal Lahir : Cikande, Banten,
Biografi Singkat:
Di dalam diri seorang Tizar Purbaya memang mengalir darah seni yang kental. Di era tahun ’60-an ia aktif malang-melintang di pentas teater. Bersama Teater Ketjil yang dipimpin oleh almarhum Arifin C. Noer, ia kerap wara-wiri dari panggung yang satu ke panggung yang lain. Sampai pada tahun 1974 ia mulai melirik dunia layar lebar, sekaligus mulai menekuni dunia perwayangan.
Tizar sejak kanak-kanak sudah menyukai dengan cerita-cerita pewayangan, bahkan ia sering begadang nonton di samping seorang dalang yang sedang manggung. Akhirnya Tizar pun belajar menjadi dalang pada Cakra Hudaya dan Barna Soemantri di Jakarta. Saat itulah ia mulai mencoba mentas dengan wayang golek Sunda, dan menggunakan bahasa Indonesia di Taman Ismail Marzuki pada Pekan Wayang ke II.
Biografi Lengkap:
Di sela-sela karirnya sebagai pemain film, ayah dari tiga orang putra ini terus mengasah kemampuannya menjadi dalang wayang golek. Kedua profesi seni itu ia jalankan secara bersamaan. Tizar yang berdarah Betawi (ayah) dan Banten (ibu) ini sudah merasakan bagaimana menjadi dalang wayang golek Sunda, dan main di berbagai tempat.
Oleh karena itu, ia berpikir kenapa tidak dicoba dengan menggabungkan antara wayang golek Sunda dan Lenong Betawi dengan diiringi oleh musik tradisional Gambang Kromong. Maka jadilah Wayang Golek Lenong Betawi. Sejak itu, Tizar mulai membuat wayang dengan tokoh-tokoh Betawi terkenal, seperti Si Jampang, Si Pitung, Si Manis Jembatan Ancol dan sebagainya.
Mantan aktor yang pernah bermain dalam puluhan judul film ini beruntung pernah berguru dalam membuat wayang pada almarhum Cakra Hudaya (seorang dalang yang cukup ternama). Namun ia mengaku lebih banyak belajar karena pengalaman alias otodidak. Saat ia diundang pentas di Negeri Sakura, ia juga pernah belajar pada orang Jepang. Karena wayang Jepang yang ia lihat dahulu begitu hidup.
Setelah ia merancang beberapa tokoh wayang untuk cerita Betawi dan menyiapkan teknik-teknik pertunjukannya, maka di tahun 2000 ia bawa Wayang Golek Lenong Betawi ini kepada Gubernur DKI Jakarta pada waktu itu, Sutiyoso dan melakukan pementasan pertama di galangan kapal bekas VOC (Belanda) di daerah Kota, Jakarta Barat.